Desember 1, 2024
Pewarta :  Roy.
Editor : Khaiko.
Pelitasumbar Siberut – Stunting atau kerdil pada anak disebabkan oleh kekurangan asupan nutrisi secara kronis. Hal ini karena akses terhadap nutrisi seimbang belum merata, terutama pada ibu hamil. Padahal faktor utama terjadinya stunting adalah kekurangan asupan gizi anak pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu sejak janin sampai anak usia 2 tahun.
Pastikan kondisi tersebut tertangani dengan baik, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Mentawai dalam hal ini diwakili oleh Plt Sekda Mentawai serius tangani stunting dan kunjungi rumah yang rekreasi stunting pada hari sabtu, di Desa Muntei 25/02/2023, dan ini bukan yang pertama kalinya turun kelapangan, tetapi sebelumnya sudah di lakukan di desa goiso oinan kecamatan sipora utara.Kedatangan Plt Sekda Mentawai Rinaldi yang di dampingi Asisten III Dul sumarno itu untuk memberikan dukungan kepada keluarga dan melihat langsung kondisi, anak-anak yang berlatih Stunting. Sekaligus menyerahkan asupan makanan tambahan Gizi.

Plt Sekda Mentawai mengatakan Secara bersama, untuk masyarakat diperlukan formula program percepatan dalam penurunan stunting, dengan intervensi berbasis keluarga berisiko stunting. Fokusnya adalah penyiapan kehidupan berkeluarga, rumah tidak layak huni pemenuhan gizi, perbaikan pola asuh, peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, serta peningkatan akses air minum dan sanitasi.

Ia juga menambahkan kepada tenaga kesehatan dan kepala desa yang ada di Muntei validasi data yang sangat penting dalam rangka mempercepat penurunan stunting di daerah ini. Dengan data yang valid, pencegahan stunting dinilai lebih tepat sasaran. Meski prevalensi stunting di Siberut tinggi.

”Mohon kita kerjasama untuk penururan stunting ini, karena stunting ini cukup berbahaya bagi anak dan ibu hamil. Di harapkan juga data yang di kumpulkan valid dan tidak melihat dia siapa.”imbuhnya.

Ia juga berharap pencegahan dan penanganan stunting di Mentawai ini dapat berjalan lancar. Serta dibutuhkan sinergitas dengan berbagai pihak mulai dari penekanan, pencegahan, edukasi dan sosialisasi.”(*)