Oktober 11, 2024

Tajuk Utama.

Oleh.

Editor : Khaiko.

Pelitasumbar Parik Malintang – Kepala Dinas PU-PR Kabupaten Padang Pariaman El Abdes Arsyam,ST.MM.”Jangan Menantang Matahari”.inilah bahasa kiasan yang dilontarkannya kepada orang-orang yang memaksa diri untuk menantang seorang pimpinannya,Kamis,13/04/2023.

secara politik duniawi,pemimpin itu adalah pemegang kekuasaan yang tinggi dan pasti,yang tertata menurut tingkat dan jabatan seseorang itu di instansi tersebut. mungkin dia seorang pemimpin di sebuah perusahaan atau pemimpin masyarakat.

dalam kenyataannya kalau kita bawahan atau anak buah-red) janganlah berlagak atau memaksakan diri sebagai seorang pimpinan hal ini akan berdampak buruk pada diri kita sendiri.

berkaca kita kepada seorang ketua dan wakilnya, mulanya perjalanan organisasi ini berjalan dengan aman dan tentram, karena antara ketua dan wakilnya selalu memegang teguh aturan dan etika yang sudah di sepakati.

namun dalam perjalanan organisasi, sang wakil tidak sabaran untuk membelah diri dan mandiri, dengan upaya paksa organisasi akan pecah, inilah akibat menantang matahari, yang terbakar juga jenggot sendiri, jelas El Abdes Arsyam.

dalam dunia politik, dalam satu paket, kalau wakil berkeinginan membelah diri dengan tujuan akan menduduki kursi nomor satu dengan paksaan,jarang berhasil keinginannya,karena secara kekuatan pimpinan yang akan di kalahkan itu sudah memiliki kekuatan yang berakar dan sudah banyak berbuat, sedangkan wakil tersebut hanyalah menunggu perintah kekuasaan baru bisa berbuat,ini harus difikirkan dengan matang sebelum berbuat.

dan apalagi kalau kita bicara ditingkat aturan agama, katakanlah aturan dalam agama islam,ketika kita sudah memilih seorang pemimpin dengan musyawarah, maka kita wajib menghargai dan mentaati aturan yang di buat oleh pemimpin tersebut dan kalau kita menantang atau melawan aturan itu, sudah pasti ada sangsi dan hukumannya, nah kembali bahasanya menantang matahari, kita akan terbakar sendiri.

jadi berpedoman kita kepada dua umpama di atas, sebaiknya mari banyak bersabar dalam memacu keinginan dan walaupun ada keinginan untuk merobah posisi,mari ikuti seperti air mengalir, walaupun banyak belok dan liku sifat air yang tenang tapi hanyut, akhirnya sampai jua ke muara yang dituju,tanpa memutus dan mencederai perjalanan kebersamaan,tambahnya (***)